RSS

Kamis, 10 Desember 2009

INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA (COCO FIBER)

INDUSTRI SERAT SABUT KELAPA
(COCO FIBER)
Nama Pengusaha
RIDWAN MANGKUBUMI


KELAS : 2KA08

FAKULTAS ILMU KOMPUTER
UNIVERSITAS GUNADARMA
2009





PT. PRIMA UTAMA MANDIRI
Jl. Kawasan Industri Kav. 68 Cikarang, Jawa Barat
Telp. (0411)-8698873

No. : .../15/pum -PBDU/II/2009
Tanggal : 05 Oktober 2009
H a l : Permohonan Bantuan Dana Usaha


Kepada
Yth : Kadin Pengembangan Ekonomi Kecil dan Menengah
Jl. A.P. Pettarani No.12
Cikarang – Jawa Barat
Telepon 0411 876543

Dalam menghadapi era perdagangan bebas, sangat dibutuhkan peningkatan persaingan pasar guna meningkatkan perekenomian yang lebih seimbang serta peningkatan sumber daya manusia.

Menanggapi hal tersebut, PT. Prima Utama Mandiri bermaksud menambah perluasan modal untuk lebih meningkatkan hasil tambak dan juga tenaga kerja.

Bersama ini kami sampaikan permohonan proposal bantuan modal sebesar Rp.594.428.500, untuk ekspandi perusahaan.
Sebagai bahan pertimbangan bagi Bapak bersama ini,kami lampirkan sebagai berikut :
1. Foto Copy Surat Izin Domisili
2. Foto Copy SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
3. Foto copy NPWP
4. Foto copy Sertifikat Tanah Hak Milik
5. Foto copy IMB (Izin Mendirikan Bangunan)
6. Foto Copy Kartu Keluarga
7. Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP)

Besar harapan kami permohonan ini dapat terealisir sesuai dengan kebutuhan yang tertera pada proposal.

Atas perhatian dan bantuannya kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami
PT. Prima Utama Mandiri

Ridwan Mangkubumi
Direktur












Data Perusahaan

1. Nama Perusahaan : PT “Prima Utama Mandiri”
2. Bidang Usaha : Industri
3. Jenis Produk : Industri Pembuatan Serat Kelapa
4. Alamat Perusahaan : Jl. Kawasan Industri Kav.68, , Cikarang, Jawa barat
5. Nomor Telepon : (0411)-876543

Data Pemilik
1. Nama Pemilik : Ridwan Mangkubumi
2. Jabatan : Direktur
3. Tempat tanggal lahir : Bandung, 23 Oktober 1978
4. Alamat Rumah : Jl. Kawasan Industri No.68 Cikarang, Jawa barat
5. Nomor Telephon : 085299242183

Struktur Organisasi :
Direktur : Ridwan Mangkubumi
Kepala Bag.Pemasaran : Laksmana, ST.
Kepala Bag. Administrasi : Lili Sugiarti S.E.
Bendahara : Lenny Armika, S.E.
Karyawan : 35 Orang


USAHA PRODUKSI SERAT SABUT KELAPA (COCO FIBER)
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Sebagai negara kepulauan dan berada di daerah tropis dan kondisi agroklimat yang mendukung, Indonesia merupakan negara penghasil kelapa yang utama di dunia. Pada tahun 2000, luas areal tanaman kelapa di Indonesia mencapai 3,76 juta Ha, dengan total produksi diperkirakan sebanyak 14 milyar butir kelapa, yang sebagian besar (95 persen) merupakan perkebunan rakyat. Kelapa mempunyai nilai dan peran yang penting baik ditinjau dari aspek ekonomi maupun sosial budaya.
Sabut kelapa merupakan hasil samping, dan merupakan bagian yang terbesar dari buah kelapa, yaitu sekitar 35 persen dari bobot buah kelapa. Dengan demikian, apabila secara rata-rata produksi buah kelapa per tahun adalah sebesar 5,6 juta ton, maka berarti terdapat sekitar 1,7 juta ton sabut kelapa yang dihasilkan. Potensi produksi sabut kelapa yang sedemikian besar belum dimanfaatkan sepenuhnya untuk kegiatan produktif yang dapat meningkatkan nilai tambahnya.
Serat sabut kelapa, atau dalam perdagangan dunia dikenal sebagai Coco Fiber, Coir fiber, coir yarn, coir mats, dan rugs, merupakan produk hasil pengolahan sabut kelapa. Secara tradisionil serat sabut kelapa hanya dimanfaatkan untuk bahan pembuat sapu, keset, tali dan alat-alat rumah tangga lain. Perkembangan teknologi, sifat fisika-kimia serat, dan kesadaran konsumen untuk kembali ke bahan alami, membuat serat sabut kelapa dimanfaatkan menjadi bahan baku industri karpet, jok dan dashboard kendaraan, kasur, bantal, dan hardboard. Serat sabut kelapa juga dimanfaatkan untuk pengendalian erosi. Serat sabut kelapa diproses untuk dijadikan Coir Fiber Sheet yang digunakan untuk lapisan kursi mobil, Spring Bed dan lain-lain.
Serat sabut kelapa bagi negara-negara tetangga penghasil kelapa sudah merupakan komoditi ekspor yang memasok kebutuhan dunia yang berkisar 75,7 ribu ton pada tahun 1990. Indonesia walaupun merupakan negara penghasil kelapa terbesar di dunia, pangsa pasar serat sabut kelapa masih sangat kecil. Kecenderungan kebutuhan dunia terhadap serat kelapa yang meningkat dan perkembangan jumlah dan keragaman industri di Indonesia yang berpotensi dalam menggunakan serat sabut kelapa sebagai bahan baku / bahan pembantu, merupakan potensi yang besar bagi pengembangan industri pengolahan serat sabut kelapa.
Hasil samping pengolahan serat sabut kelapa berupa butiran-butiran gabus sabut kelapa, dikenal dengan nama Coco Peat. Sifat fisika-kimianya yang dapat menahan kandungan air dan unsur kimia pupuk, serta dapat menetralkan keasaman tanah menjadikan hasil samping ini mempunyai nilai ekonomi. Coco Peat digunakan sebagai media pertumbuhan tanaman hortikultur dan media tanaman rumah kaca.
Dari aspek teknologi, pengolahan serat sabut kelapa relatif sederhana yang dapat dilaksanakan oleh usaha-usaha kecil. Adapun kendala dan masalah dalam pengembangan usaha kecil/menengah industri pengolahan serat sabut kelapa adalah keterbatasan modal, akses terhadap informasi pasar dan pasar yang terbatas, serta kualitas serat yang masih belum memenuhi persyaratan.
Dalam rangka menunjang pengembangan industri serat sabut kelapa yang potensial ini, diperlukan acuan yang dapat dimanfaatkan pihak perbankan, investor serta pengusaha kecil dan menengah sehingga memudahkan semua pihak dalam mengimplementasikan pengembangan usaha pengolahan serat sabut kelapa ini. Oleh karena itu, untuk mengembangkan usaha pengolahan serat sabut kelapa ini, PT. Prima Utama Mandiri sangat mengharapkan bantuan dari pihak perbankan.
ASPEK PEMASARAN
HARGA
Berdasarkan studi kasus di Kabupaten Bone harga serat sabut kelapa di tingkat produsen berkisar antara Rp. 500 - Rp.600 per Kg, sedangkan harga di tingkat pembeli di Makassar dan kota-kota besar berkisar antara Rp. 900 - Rp. 1200 per Kg, yang tergantung kepada kualitas sabut yang dihasilkan.
Harga serat sabut kelapa di pasaran ekspor adalah sebesar US $ 210 per ton (FOB), sedangkan harga CIF di negara tujuan (Rotterdam) adalah sebesar US $ 360 per ton. Harga serat sabut kelapa Indonesia di pasaran ekspor relatif lebih rendah dibandingkan dengan serat sabut kelapa ex. India, yang bernilai sekitar US $ 290 - 320 per ton (FOB), akan tetapi lebih tinggi dibandingkan dengan produksi Srilanka yaitu sebesar US $ 220 - 270 per ton (FOB). Merujuk kepada perkembangan harga mattress fiber produksi Srilanka, terdapat kecenderungan kenaikan harga dalam periode 1997 - 1999, yaitu rata-rata sebesar 3 persen per tahun.



PERSAINGAN DAN PELUANG PASAR
Potensi persaingan industri serat sabut kelapa dapat ditinjau dari aspek persaingan produk substitusi dan persaingan industri sejenis. Dari aspek persaingan produk substitusi, khususnya sebagai bahan baku untuk industri jok kursi (mobil dan rumah tangga), dash board mobil, tali dan produk sejenis, serat sabut kelapa menghadapi persaingan dengan industri produk sintetis seperti karet busa dan plastik. Walaupun demikian, karakteristik fisika-kimia serat sabut kelapa yang spesifik dan biodegradable serta berfungsi sebagai heat retardant menjadikan serat sabut kelapa mempunyai fungsi yang spesifik yang tidak dapat digantikan oleh produk sintetis. Selain itu kesadaran konsumen terhadap kelestarian akan lingkungan dan kecenderungan untuk kembali menggunakan produk alami, menyebabkan serat sabut kelapa mempunyai peluang pasar dan mampu bersaing dengan produk-produk sintetis. Selain itu karakteristik fisika-kimia serat sabut kelapa menjadikan serat sabut kelapa berpotensi sebagai bahan baku untuk pengembangan produk industri seperti geotextile.
Dari aspek persaingan industri sejenis, serat sabut kelapa Indonesia dihadapkan kepada negara-negara pesaing yang lebih maju dalam hal teknologi produksi serat sabut kelapa, sehingga mempunyai kualitas yang lebih unggul. Persaingan tersebut juga dihadapi oleh karena perkembangan aplikasi teknologi yang lebih maju dalam membuat produk industri dengan bahan baku serat sabut kelapa. Negara-negara pesaing Indonesia tersebut antara lain adalah Srilanka, India, Thailand dan Philipina.
Ditinjau dari kecenderungan permintaan dunia terhadap serat sabut kelapa yang meningkat, serta kontribusi Indonesia yang masih sangat kecil dalam perdagangan dunia, serat sabut kelapa Indonesia mempunyai keunggulan komparatif (potensi produksi sabut kelapa) dan mempunyai peluang yang besar. Peluang tersebut dapat diraih dengan syarat adanya perbaikan dan pengembangan teknologi proses sehingga menghasilkan serat yang memenuhi persyaratan kualitas yang diinginkan pasar.
JALUR PEMASARAN PRODUK
Rantai pemasaran serat sabut kelapa secara garis besar dapat dilihat pada Grafik 3.1. Usaha kecil serat sabut kelapa secara umum tidak dapat langsung memasarkan produknya kepada eksportir sabut kelapa. Hal ini karena persyaratan mutu produk usaha kecil masih belum dapat memenuhi persyaratan mutu yang diinginkan. Selain itu, ketiadaan fasilitas mesin pengepress sabut - menyebabkan biaya transportasi per Kg produk untuk dipasarkan langsung ke eksportir menjadi mahal dan tidak layak.

Grafik 3.1. Rantai Tataniaga Serat Sabut Kelapa


FASILITAS PRODUKSI
Proses produksi serat sabut kelapa secara teknologi relatif sederhana dan menggunakan mesin / peralatan yang sudah diproduksi oleh produsen mesin peralatan di dalam negeri. Produsen mesin peralatan untuk produksi serat sabut kelapa diperoleh dari wilayah Jawa. Secara umum fasilitas produksi utama yang dibutuhkan adalah mesin pengurai dan pemisah serat dari sabut kelapa, fasilitas penjemuran atau mesin pengering, dan alat press serat sabut kelapa dan serbuk gabus sabut kelapa.
BAHAN BAKU
Bahan baku industri serat sabut kelapa adalah sabut kelapa yang merupakan hasil samping dari usaha perdagangan buah kelapa untuk konsumsi rumah tangga serta industri pengolahan kopra atau minyak kelapa. Bahan baku ini secara umum terdapat secara melimpah di daerah sentra produksi buah kelapa, terutama di kabupaten Bone, Sinjai, Bulukumba, Selayar dan Soppeng.
Bahan baku sabut kelapa yang diinginkan adalah yang berasal dari buah kelapa dalam dengan tingkat kematangan yang sesuai untuk pembuatan minyak kelapa atau kopra.
TENAGA KERJA
Secara relatif industri serat sabut kelapa merupakan industri yang bersifat padat karya terutama untuk industri yang masih menggunakan teknologi proses yang sederhana. Untuk industri seperti ini, kebutuhan tenaga kerja terbesar adalah pada tahap sortasi dan pembersihan serat dari butiran gabus, yang tidak memerlukan keterampilan khusus. Tingkat keterampilan yang sederhana diperlukan untuk tenaga kerja yang bertugas sebagai operator mesin/peralatan yang relatif dapat dilatih dengan mudah. Tingkat keterampilan yang lebih tinggi diperlukan untuk operator perawatan dan perbaikan mesin, khususnya mesin penggerak. Berdasarkan studi kasus di wilayah Kabupaten Ciamis, setiap unit usaha industri serat sabut kelapa membutuhkan tenaga kerja dengan status operator mesin sekitar 5 - 6 orang dan tenaga kerja sortasi dan pembersihan sekitar 20 - 30 HOK per hari.


ASPEK PRODUKSI
PROSES PRODUKSI
Proses produksi serat sabut kelapa secara garis besar dapat dilihat pada Grafik 4.1.
1. Persiapan Bahan
Pada tahap persiapan, sabut kelapa yang utuh dipotong membujur menjadi sekitar lima bagian, kemudian bagian ujungnya yang keras dipotong. Sabut tersebut kemudian direndam selama sekitar 3 hari sehingga bagian gabusnya membusuk dan mudah terpisah dari seratnya, dan kemudian ditiriskan.
Praktek proses produksi yang dilakukan oleh pengusaha kecil di lokasi studi tidak melaksanakan tahap persiapan bahan, akan tetapi sabut kelapa langsung diproses.
2. PelunakanSabut
Pelunakan sabut secara tradisionil dilakukan manual, yaitu dengan cara memukul sabut dengan palu sehingga sabut kelapa menjadi lebih terurai. Pada tahap ini sudah dihasilkan hasil samping berupa butiran gabus. Secara modern, pelunakan sabut dilakukan dengan menggunakan mesin pemukul yang disebut mesin double cruiser atau hammer mill. Seperti halnya dengan tahap perendaman, usaha kecil di lokasi studi tidak melaksanakan tahap pelunakan sabut ini, akan tetapi sabut langsung dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat (defifibring machine).
3. Pemisahan Serat.
Pada tahap ini, sabut kelapa dimasukkan ke dalam mesin pemisah serat untuk memisahkan bagian serat dengan gabus. Komponen utama mesin pemisah serat atau defifibring machine adalah silinder yang permukaannya dipenuhi dengan gigi-gigi dari besi yang berputar untuk memukul dan "menggaruk" sabut sehingga bagian serat terpisah. Pada tahap ini dihasilkan butiran-butiran gabus sebagai hasil samping.
4. Sortasi/Pengayakan
Pada tahap ini bagian serat yang telah terpisah dari gabus dimasukkan ke dalam mesin sortasi untuk memisahkan bagian serat halus dan kasar. Mesin sortasi atau pengayak (refaulting screen) adalah berupa saringan berbentuk cone yang berputar dengan tenaga penggerak motor.
Sortasi dan pengayakan juga dilakukan pada butiran gabus dengan menggunakan ayakan atau saringan yang dilakukan secara manual, sehingga dihasilkan butiran-butiran halus.


JENIS DAN MUTU PRODUK
Jenis produk yang dihasilkan dari industri pengolahan serat dapat dikelompokan menjadi dua yaitu : (1) Serat Sabut Kelapa (Gambar 4.1) dan (2) Butiran Gabus.
Mutu serat sabut kelapa atau Coconut Fibre, ditentukan oleh warna, persentase kotoran, kadar air, dan proporsi antara bobot serat panjang dan serat pendek. Spesifikasi mutu produk serat yang diekspor oleh salah satu perusahaan eksportir di Jakarta adalah:
1. Kadar air < 10 %
2. Kandungan gabus: < 5 %
3. Panjang serat ( 2- 10 cm) 30 %
4. Panjang serat (10 - 25 cm) 70 %
5. Ukuran Bale 70 x 70 x 50 cm
6. Bobot /Bale 50 Kg /Bale



Gambar 4.1. Produk Coco Fiber (Serat Sabut Kelapa)
Butiran gabus yang dikenal dalam perdagangan sebagai Coconut Peat mutunya ditentukan oleh kandungan benda asing, ukuran butiran, kadar air, dan kandungan mineral. Spesifikasi mutu Coconut Peat yang diekspor oleh salah satu perusahaan eksportir di Jakarta adalah sebagai berikut :
1. Tidak mengandung kandungan kimia
2. Bebas dari weed dan seeds
3. Kadar air <20 %
4. pH 5,98
5. EC 0,60 mS/cm
6. NaCl 0.54%
7. NH4 0.08%
8. Ca: 0.45%
9. SO4: 0.00%
10 P: 0.00%
5. gabus.
6. Pembersihan dan Pengeringan.
7. Tahap pembersihan dilakukan untuk memisahkan bagian gabus yang masih menempel pada bagian serat halus yang telah terpisah dari bagian serat kasar. Tahap ini dilakukan secara manual. Tergantung kepada tingkat kekeringan serat dan butiran gabus, proses pengeringan dilakukan dengan cara penjemuran atau dengan menggunakan mesin pengering.
8. Serat sabut kelapa yang sudah bersih dan kering kemudian dipak dengan menggunakan alat press. Ukuran kemasan adalah sekitar 90 x 110 x 45 cm. Secara tradisional, pemadatan serat dilakukan secara manual dengan cara diinjak yang menghasilkan bobot setiap kemasan hanya sekitar 40 Kg. Dengan menggunakan mesin press bobot setiap kemasan mencapai sekitar 100 Kg.
Khusus untuk bagian butiran gabus, wadah kemasan adalah karung, dan setiap kemasan menampung sekitar 100 lt. Pada tingkat usaha kecil pemadatan butiran gabus dengan menggunakan alat press tidak dilakukan.
ASPEK PRODUKSI
PRODUKSI OPTIMUM
Tingkat produksi maksimum serat sabut kelapa terutama ditentukan oleh kapasitas mesin pemisah serat dan mesin sortasi / pengayak serta jam kerja mesin atau jumlah shift kerja. Seperti halnya industri manufaktur yang lain, maka kapasitas mesin pada setiap tahapan atau rangkaian proses produksi harus seimbang (balance). Rata-rata kapasitas mesin maksimum adalah berkisar 400 - 600 kg serat per hari (@ 8 jam/hari). Pada kondisi kapasitas tersebut usaha menjadi tidak menguntungkan dan tidak layak jika tingkat produksi berada di bawah 350 kg serat per hari dengan parameter teknis dan biaya adalah tetap. Semakin besar tingkat produksi sampai batas maksimum kapasitas mesin, maka tingkat keuntungan dan kelayakan usaha semakin baik.
KOMPONEN BIAYA
Analisa aspek keuangan diperlukan untuk mengetahui kelayakan usaha dari sisi keuangan, terutama kemampuan pengusaha untuk mengembalikan kredit yang diperoleh dari bank. Analisa keuangan ini juga dapat dimanfaatkan pengusaha dalam perencanaan dan pengelolaan usaha industri pengolahan serat sabut kelapa.
Perhitungan aspek keuangan terdiri dari dua skenario berdasarkan kelengkapan alat dan proses yang digunakan, yang berimplikasi kepada total kebutuhan dana, kapasitas, kualitas dan harga produk serta jangkauan pasar. Skenario teknologi -1, usaha dilengkapi dengan mesin pengering dan mesin pengepress, dengan kapasitas usaha yang lebih besar yaitu 1500 kg serat per hari. Pada skenario -2, pengeringan dengan cara penjemuran dan pengepressan dilakuan secara manual. Untuk penyusunan dan proyek kelayakan usaha diperlukan adanya beberapa asumsi mengenai parameter teknologi proses maupun biaya. Asumsi ini diperoleh berdasarkan kajian terhadap usaha industri serat sabut kelapa di daerah penelitian serta informasi yang diperoleh dari pengusaha dan pustaka.
Tabel 5.1. Asumsi Parameter Teknis Dan Keuangan.
No Uraian Teknologi-1 Teknologi-2
1 Bunga Kredit 24% 24%
2 Modal Sendiri 35% 35%
3 Kredit 65% 65%
4 Masa Pengembalian Kredit Investasi (tahun) 5 5
5 Masa Pengembalian Kredit Modal Kerja (tahun) 3 3
6 Umur Proyek (Tahun) 15 15
7 Rendemen Produksi:
1.Coco Fibre (Kg/butir sabut) 0,125 0,125
o. Bobot/Kemasan press (Kg/kemasan) 100 40
2. Coco Peat (Lt/butir sabut) 1,2 1,2
o. Bobot/Kemasan press (lt/kemasan) 120 120
8 Kapasitas produksi / hari (kg serat) 1500 600
9 Hari Kerja /Bulan (hari) 20 20
10 Bulan Kerja / tahun (bulan) 12 12
11 Kapasitas per tahun (Vol)
Coco Fibre (kg/tahun) 360.000 144.000
Coco Peat (lt) 3.456.000 1.382.400
12 Kapasitas per tahun (Kemasan)
Coco Fibre (kemasan) 3.600 3.600
Coco Peat (kemasan) 28.800 11.520

Komponen biaya usaha industri pengolahan mencakup biaya investasi dan biaya operasi usaha. Biaya investasi mencakup (1) pengadaan alat dan mesin, (2) bangunan, dan (3) modal kerja. Modal kerja direncanakan untuk kebutuhan dana operasi selama 4 bulan. Perincian kebutuhan biaya investasi dan biaya operasi usaha yang dikelompokkan menjadi biaya tetap dan biaya tidak tetap dilihat pada Lampiran 1 an Lampiran 2. Pada Tabel 5.2 disajikan total kebutuhan biaya untuk setiap skenario rencana usaha.
PENDAPATAN
Pendapatan usaha industri serat sabut kelapa diperoleh dari produk utama, yaitu serat dan hasil samping berupa gabus yang dikenal sebagai Coco Peat. Pendapatan usaha diproyeksikan dengan asumsi bahwa pada tahun pertama usaha beroperasi pada kapasitas 80% dan pada tahun kedua kapasitas 90%, dan pada tahun ke tiga dan seterusnya beroperasi pada kapasitas 100%. Perincian tentang rencana produksi, penerimaan dan proporsi penerimaan usaha selama umur proyek disajikan pada Lampiran 3.
Pada skenario teknologi -1, kelengkapan mesin dan peralatan menyebabkan usaha diproyeksikan mampu menghasilkan produk dengan kualitas yang dapat diterima atau dipasarkan langsung ke konsumen industri pengguna atau eksportir. Pada skenario teknologi -2, teknologi yang sederhana menyebabkan produk yang dihasilkan tidak mempunyai mutu yang dapat diterima langsung oleh industri pengguna atau eksportir. Perbedaan skenario teknologi berimplikasi kepada biaya produksi dan harga produk dengan proyeksi pendapatan dan keuntungan yang dapat dilihat pada Lampiran 4 .
Berdasarkan informasi yang disajikan pada Lampiran 4, secara garis besar proyeksi pendapatan dan keuntungan/kerugian usaha dapat dilihat pada Tabel 5.3.Seperti dapat dilihat pada Tabel 5.3 serta Lampiran 4, keuntungan usaha industri pengolahan serat sabut kelapa dengan teknologi proses yang lebih baik dan pemasaran langsung ke industri pengguna atau eksportir memberikan keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan teknologi yang lebih sederhana (Teknologi-2).
Analisa sensitivitas usaha dilakukan dengan mencoba menurunkan harga jual produk, kenaikan biaya variabel dan biaya tetap masing-masing sebesar 10 persen. Hasil analisis seperti ditunjukkan data pada Tabel 5.4. menyatakan bahwa usaha ini sangat sensitif terhadap perubahan harga jual produk. Apabila dibandingkan antara skenario teknologi-1 dan teknologi-2, maka usaha industri dengan teknologi - 2 relatif sangat rentan terhadap perubahan kondisi usaha, yang dalam hal ini adalah harga jual, biaya variabel dan biaya tetap. Persentase perubahan indikator-indikator kelayakan usaha akibat perubahan harga jual dan biaya usaha dapat dilihat pada Lampiran 6.

Tabel 5.4. Indikator Profitabilitas dan Sensitivitas Industri Serta Sabut Kelapa .
No Uraian NPV (21%) PBP (th) IRR Net B/C Rata-rata Profit on Sale Rata-rata BEP
Teknologi - 1
1 Basis 607.826.671 3.5 55,08% 2.15 31,82% 30,38%
2 Harga Jual ( - 10%) 388.451.450 4.5 44,56% 1.73 25,91% 36,70%
3 Biaya Variabel(+10 %) 516.770.951 3.5 50,91% 1.98 28,25% 32,75%
4 Biaya Tetap (+10 %) 567.964.290 3.5 53,15% 2.07 30,32% 30,38%
Teknologi-2
1 Basis 126.572.975 3.5 55,44% 2.10 21,45% 28,09%
2 Harga Jual ( - 10%) 66.397.985 5.5 41,33% 1.58 14,29% 37,93%
3 Biaya Variabel(+10 %) 90.049.539 3.5 47,26% 1.78 16,23% 33,42%
4 Biaya Tetap (+10 %) 119.846.947 3.5 53,88% 2.04 20,52% 33,42%

Pola Pembiayaan Usaha Coco Fiber (Serat Sabut Kelapa)
Lampiran 6. Analisa Sensitivitas
No Uraian NPV (21%) PBP (th) IRR Net B/C Rata-rata Profit on Sale Rata-rata BEP
Teknologi - 1
1 Basis 607,826,671 3.5 55.08% 2.15 31.82% 30.38%
2 Harga Jual ( - 10%) 388,451,450 4.5 44.56% 1.73 25.91% 36.70%
3 Biaya Variabel(+10 %) 516,770,951 3.5 50.91% 1.98 28.25% 32.75%
4 Biaya Tetap (+10 %) 567,964,290 3.5 53.15% 2.07 30.32% 30.38%
Teknologi-2
1 Basis 126,572,975 3.5 55.44% 2.10 21.45% 28.09%
2 Harga Jual ( - 10%) 66,397,985 5.5 41.33% 1.58 14.29% 37.93%
3 Biaya Variabel(+10 %) 90,049,539 3.5 47.26% 1.78 16.23% 33.42%
4 Biaya Tetap (+10 %) 119,846,947 3.5 53.88% 2.04 20.52% 33.42%




ASPEK SOSIAL EKONOMI
Manfaat Sosial Ekonomi
Bahan baku sabut kelapa merupakan hasil samping dari industri pengolahan kopra atau petani / pedagang buah kelapa. Keberadaan industri pengolahan serat ini menjadikan hasil samping sabut kelapa memberikan nilai ekonomis yang lebih baik, sehingga meningkatkan pendapatan petani/pedagang buah kelapa. Pemanfaatan sabut kelapa sebagai bahan baku industri sehingga menjadi komoditi perdagangan menyebabkan terbukanya kesempatan kerja baru, yaitu dalam bentuk adanya pedagang pengumpul sabut kelapa serta usaha jasa transportasi.
Karakteristik usaha kecil industri pengolahan sabut kelapa secara umum tidak sepenuhnya menggunakan mesin / peralatan dalam proses produksinya, khususnya pada tahap pembersihan, penyaringan dan pengeringan. Pada kondisi teknologi produksi tersebut, usaha ini membutuhkan tenaga kerja paling sedikit sekitar 20 - 30 HOK, dengan jam kerja sekitar 6 - 8 jam per hari.
Manfaat Regional
Secara umum keberadaan dan pengembangan industri serat sabut kelapa memberikan dampak yang positif bagi wilayah. Terbukanya peluang kerja serta peningkatan pendapatan masyarakat dan sekaligus peningkatan pendapatan daerah merupakan dampak positif bagi pengembangan industri serat sabut kelapa.
Serat sabut kelapa merupakan komoditi ekspor, sehingga akan memberikan kontribusi bagi pendapatan devisa negara dan sekaligus juga menghemat devisa. Oleh karena serat sabut kepala merupakan bahan baku bagi industri matras, jok mobil, tali dan lain-lain, maka pengembangan industri ini dapat mendorong berkembangnya industri pengguna serat sabut kelapa.

Demikianlah permohonan ini kami ajukan, semoga mendapat perhatian dan bantuan dari Pihak Perbankan untuk mengembangkan usaha dan produktivitas kami.

Cikarang, 05 Oktober 2009
PT.Prima Utama Mandiri



Ridwan Mangkubumi
Direktur

DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
REPUBLIK INDONESIA
KANTOR WILAYAH DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN
PROPINSI JAWA BARAT KOTA CIKARANG
SURAT IZIN USAHA PERDAGANGAN (SIUP)MENENGAH
NOMOR : 1230 -153 / 2024/PM/IV/2005

1. Nama Perusahaan : PT PRIMA UTAMA MANDIRI
2. Merek (milik sendiri/lisensi) : MILIK SENDIRI
3. Alamat Perusahaan : JL. KAWASAN INDUSTRI KAV.68
CIKARANG, JAWABARAT

4. Nama Pemilik / Penanggung Jawab : RIDWAN MANGKUBUMI
5. ALAMAT Pemilik : JL. KAWASAN INDUSTRI NO.68 RT.D.RW.17 CIKARANG
6. Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) : 1.562.778.8-985
7. Nilai modal dan kekayaan bersih Perusahaan seluruhnya tidak termasuk
Tanah dan Bangunan tempat Usaha : Rp. 500.000.000,-(Lima ratus juta rupiah)
8. Kegiatan Usaha : PERDAGANGAN BARANG
9. Kelembagaan : PERDAGANGAN BESAR
10. Bidang Usaha 10. Bidang Usaha : BUDI DAYA PETERNAKAN, PERIKANAN,DAN PERKEBUNA
11. Jenis Barang.Jasa 11. Jenis perdagangan Utama : PRODUKSI SERAT SABUT KELAPA
SIUP ini diterbitkan dengan ketentuan :
PERTAMA : Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) ini berlaku untuk melakukan kegiatanUsaha
Perdagangan di seluruh Wilayah Republik Indonesia selama perusahaan masih menjalankan kegiatan Usaha Perdagangan.
KEDUA : Pemilik / Penanggung Jawab wajib menaympaikan laporan kegiatan usaha perdagangannya dua kali dalam setahun dengan jadwal untuk semester pertama paling lambat tanggal 31 Juli dan untuk semester kedua paling lambat tanggal 31 Januari tahun berikutnya bagi SIUP Menengah dan Besar atau bagi SIUP Kecil satu kali dalam setahun, selambat-lambatnya tanggal 31 Januari tahun berikutnya.
KETIGA : Tidak untuk melakukan kegiatan usaha selain yang tercantum dalam SIUP ini.
Dikeluarkan di : Cikarang
Pada tanggal : 20 April 2005

Kantor Departemen Perindustrian dan Perdagangan
Kota Cikarang
Kepala,


Drs. Indra Kurniawan
NIP. 070005483

Selasa, 17 November 2009

Curuciculum Vitae

Personal Information

Full Name : Angelina Vendy Anindita
Place/ Date of Birth : Jakarta, 10 Desember 1989
Sex : Female
Status : Mahasiswa
Faculty : ILmu Komputer
Study Program : System Informasi
NPM : 10108235
Religion : Catholic
URL : http://dhy-tha.blogspot.com


Formal Education

2008 -2009 Informatics System – Gunadarma University
2006 – 2008 Senior High School. SMA Negeri 109 Jakarta
2004 – 2006 Junior High School. SLTP Strada Marga Mulia
1997 – 2004 Elementary School. SD Strada Wiyatasana

Courses
. Bahasa Inggris at Teamo Private Course 2007
. Organ at Yamaha Pasar Minggu Music Centre 2005-2007

Seminar

• Seminar opera software 2008 Gunadarma University,
• Seminar open source (aplikasi free ) 2008 Gunadarma University,

Kamis, 05 November 2009

MOTIVASI

Motivasi adalah dorongan psikologis yang mengarahkan seseorang ke arah suatu tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan mempertahankan perilaku, menurut Kartini Kartono motivasi menjadi dorongan (driving force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.
Motivasi yang ada pada setiap orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu, diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, serta kemampuan teknik menciptakan situasi sehingga menimbulkan motivasi/dorongan bagi mereka untuk berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain/ organisasi.
Prinsip motivasi :
1. motivasi merupakan proses psikologis dengan membangkitkan emosional.
2. motivasi berproses tanpa disadari.
3. motivasi bersifat individual sehingga cara memotivasi tiap orang bisa berbeda-beda atau juga dari waktu ke waktu mengalami perubahan. Namun inti dari motivasi itu bersumber dari diri sendiri (motivatornya maupun orang yang dimotivasi).
4. Motivasi adalah proses sosial, sehingga membutuhkan faktor eksternal.
Sumber motivasi:
 Motivasi Internal yaitu motivasi dari dalam diri, dari perasaan dan pikiran diri sendiri. Orang yang memiliki motivasi internal, akan memandang dirinya secara positif.
 Motivasi eksternal yaitu motivasi dari luar. Contohnya dari bacaan yang memotivasi, lingkungan, dari kehidupan keseharian, dan lain-lain.
Motivasi dipengaruhi oleh mendesaknya kebutuhan, motivasi juga dipengaruhi oleh adanya anggapan tindakan akan memenuhi suatu kebutuhan.
Dalam memotivasi sangat dilarang untuk meremehkan, mengkritik di depan umum, perhatian yang setengah-setengah, malah memperhatikan diri sendiri, tidak memperdulikan hal-hal kecil. Motivasi juga bisa luntur karena adanya keraguan dalam pengambilan keputusan oleh pimpinan (jika dalam organisasi).
Untuk saya, motivasi yang ada pada diri saya untuk menjalani hidup ini ialah keluarga yang saya miliki. Ketika saya berada dalam kesulitan dalam menangani pelajaran yang saya terima semasa saya sekolah dulu, maupun pada saat kuliah saat ini, saya beruntung memiliki keluarga ini. Mereka memberikan saya fasilitas, dan mengurus saya dari mulai hal paling kecil, yaitu selalu menyiapkan sarapan setiap pagi. Saya sangat beruntung memiliki mereka. Terkadang saya merasa jenuh dengan banyaknya tugas yang menumpuk, baik itu laporan yang harus dikumpulkan saat praktikum, maupun tugas yang diberikan oleh dosen saat perkuliahan berlangsung. Tak jarang tugas-tugas itu ada yang saya rasa sulit untuk mengerjakannya, mungin karena saya tidak mendengarkan penjelasan dari dosen saat perkuliahan berlangsung, ataupun kesulitan yang ada pada diri saya sendiri untuk menerima perbedaan sifat dari masing-masing dosen. Beberapa hal itu membuat saya malas untuk mempelajari pelajaran atau mata kuliah yang saya terima.
Tetapi saya berusaha untuk memperbaiki itu semua. Saya mencoba untuk memberikan dan mengerjakan yang terbaik yang saya bisa lakukan. Karena sifat-sifat dosen dan tugas-tugas yang ada itu adalah tantangan dalam hidup saya. Saya berusaha sanggup untuk melewati tantangan itu karena saya memiliki semangat, yaitu ingin membahagiakan kedua orang tua saya. Itulah yang menjadi motivasi saya untuk bisa melewati semua tantangan yang ada. Karena mereka sangat mendukung apa yang telah saya lakukan. Terlepas dari semuanya akan mendapatkan hasil yang maksimal atau tidak, tetapi yang saya lakukan ialah yang terbaik saya bisa kerjakan. Demi melihat senyum kedua orang tua saya nanti, saat melihat kelulusan saya, saya akan berusaha melewati semua yang menjadi tantangan dalam hidup saya ini.
Bagaimanapun tanggapan orang akan hasil yang telah saya kerjakan ini, saya tidak akan ambil pusing. Selama saya sudah melakukan yang terbaik yang saya bisa kerjakan. Karena saya pernah membaca suatu kutipan dari seorang tokoh yang bernama Eleanor Roosevelt yaitu : “Anda akan dikritik orang ketika melakukan sesuatu. Anda juga akan dikritik ketika tidak melakukan sesuatu. Jadi, lakukan saja apa yang menurut anda benar”. Tentu saja hal itu juga dilakukan dibawah peraturan yang ada, baik peraturan tertulis maupun peraturan lisan.

Sumber:
www.google.com
www.motivasi.com
www.wikipedia.com

Selasa, 03 November 2009

ORGANISASI BERKAS INDEKS SEQUENTIAL

Untuk menyimpan data ke dalam memori komputer, tentu memori tersebut diberi identitas (yang disebut dengan alamat/ address) agar ketika data tersebut diperlukan kembali, komputer bisa mendapatkannya sesuai dengan data yang pernah diletakkan di sana.
Untuk media penyimpanan yang bersifat sequential access storage device (SASD) seperti kaset (magnetic tape), alamat tersebut tidak terlalu dipusingkan karena pasti data disimpan secara berurutan (sequential/ consecutive) mulai dari depan hingga ke akhir bagian dari pita kaset. Begitu juga dengan data yang diorganisasi secara sequential, di alamat manapun data disimpan, data akan tetap diakses secara berurutan pula, mulai dari record pertama hingga ke record terakhir.

Pengertian Berkas Indeks Sequential
Salah satu cara yang paling efektif untuk mengorganisasi kumpulan record-record yang membutuhkan akses record secara sequential maupun akses record secara individu berdasarkan nilai key adalah organisasi berkas indeks sequential. Jadi berkas indeks sequential merupakan kombinasi dari berkas sequential dan berkas relatif.

File Organization Index Sequential
Berikut akan dibahas mengenai organisasi berkas index sequential. Contoh sederhana dari organisasi ini adalah susunan data yang ada di sebuah buku kamus. Kita bisa mengakses buku kamus tersebut secara sequential (berurutan), maupun melalui index (daftar isi)nya. Jadi, file organization index sequential adalah file yang disusun sedemikian rupa sehingga dapat diakses secara sequential maupun secara direct (langsung), atau kombinasi keduanya, direct dan sequential.
Ada dua pendekatan dasar dalam menyusun organisasi berkas semacam ini, yaitu (1) blok index dan data, dan (2) prime dan overflow data area. Untuk cara pertama, kita menyusun data dengan lebih memperhatikan ke data yang bersifat logik, bukan fisik. Jadi, data dan index diorganisasikan ke dalam blok-blok. Blok-blok index (daftar isi dalam buku kamus) diorganisasi secara sequential (consecutive) dan bertingkat-tingkat (misal setiap blok hanya berisi 4 record index yang berisi key field dan pointer). Setiap tingkat akan menuju ke blok data (misal setiap blok hanya berisi 5 record data) di tingkat selanjutnya dan seterusnya menuju ke blok data yang akan mendapatkan record yang dicari secara direct.
Bila dilakukan penyisipan data dan blok tertentu (tempat data baru itu) sudah penuh (tidak ada tempat kosong/ padding lagi), maka akan dilakukan reorganisasi blok dengan membentuk blok baru. Tentu, mungkin saja perubahan ini akan berdampak pada isi blok index-nya.
Pendekatan kedua adalah dengan lebih memperhatikan aspek karakteristik dari hardware (fisik) alat penyimpanan datanya. Biasanya disimpan di hard disk yang memiliki cylinder dan track. Caranya hampir sama dengan cara di pendekatan pertama, hanya di sini lebih ditekankan pada aspek fisik. Jadi, yang bertingkat-tingkat adalah cylender-nya dan blok datanya ditulis secara consecutive di setiap track (misalkan 1 cylinder berisi 4 track, nomor 0 sampai 3). Index (pencarian data) tertinggi disebut dengan master index, dari master index berturut-turut menuju ke blok-blok index tingkat berikutnya hingga meraih record data yang berada di track-nya. Bila dilakukan penyisipan data dan track tertentu (tempat data baru itu) sudah penuh (tidak ada tempat kosong/ padding lagi), maka akan dilakukan reorganisasi track dengan membentuk track baru.Tentu, track baru itu di luar prime data file-nya, yaitu di overflow data area-nya.
Struktur Pohon
Sebuah pohon (tree) adalah struktur dari sekumpulan elemen, dengan salah satu elemennya merupakan akarnya atau root dan sisanya yang lain merupakan bagian-bagian pohon yang terorganisasi dalam susunan berhirarki dengan root sebagai puncaknya.
Contoh umum dimana struktur pohon sering ditemukan adalah pada penyusunan silsilah keluarga, hirarki suatu organisasi, daftar isi suatu buku dan lain sebagainya.

Secara rekursif suatu struktur pohon dapat didefinisikan sebagai berikut :
- Sebuah simpul tunggal adalah sebuah pohon.
- Bila terdapat simpul n, dan beberapa sub pohon T1, T2, ..., Tk, yang tidak saling berhubungan, yang masing-masing akarnya adalah n1, n2, ..., nk, dari simpul / sub pohon ini dapat dibuat sebuah pohon baru dengan n sebagai akar dari simpul-simpul n1, n2, ..., nk.



Pohon Biner
Salah satu tipe pohon yang paling banyak dipelajari adalah pohon biner. Pohon Biner adalah pohon yang setiap simpulnya memiliki paling banyak dua buah cabang / anak.
Adapun jenis akses yang diperbolehkan, yaitu :
- Akses Sekuensial
- Akses Direct

Sedangkan jenis prosesnya adalah :
- Batch
- Interactive
Struktur Berkas Indeks sekuensial
- Indeks - Binary Search Tree
- Data - Sekuensial


Implementasi Organisasi Berkas Indeks Sequential
Ada 2 pendekatan dasar untuk mengimplementasikan konsep dari organisasi berkas indeks sequential :
- Blok Indeks dan Data (Dinamik)
- Prime dan Overflow Data Area (Statik)
Kedua pendekatan tersebut menggunakan sebuah bagian indeks dan sebuah bagian data, dimana masing-masing menempati berkas yang terpisah.
Alasannya :
Karena mereka diimplementasikan pada organisasi internal yang berbeda. Masing-masing berkas tersebut harus menempati pada alat penyimpan yang bersifat Direct Access Storage Device (DASD).

Blok Indeks Dan Data
Pada pendekatan ini berkas indeks dan berkas data diorganisasikan dalam blok. Berkas indeks mempunyai struktur tree, sedangkan berkas data mempunyai struktur sequential dengan ruang bebas yang didistribusikan antar populasi record.
Permintaan untuk akses data dalam urutan sequential dilayani dengan mengakses blok data dalam urutan sequential. Sebagai catatan blok data merupakan consecutive secara logik dan bukan consecutive secara fisik. Dalam hal ini, blok data harus dihubungkan secara bersama dalam urutan secara logik.

Prime dan Overflow Data Area
Pendekatan lain untuk mengimplementasikan berkas indeks sequential adalah berdasarkan struktur indeks dimana struktur indeks ini lebih ditekankan pada karakteristik fisik dari penyimpanan, dibandingkan dengan distribusi secara logik dari nilai key.
Indeksnya ada beberapa tingkat, misalnya tingkat cylinder indeks dan tingkat track indeks. Berkas datanya secara umum diimplementasikan sebagai 2 berkas, yaitu prime area dan overflow area.
Misalnya setiap cylinder dari alat penyimpanan mempunyai 4 track. Pada berkas binatang ada 6 cylinder yang dialokasikan pada prime data area. Track pertama (nomor 0) dari setiap cylinder berisi sebuah indeks pada record key dalam cylinder tersebut.
Entry pada indeks ini adalah dalam bentuk :
nilai key terendah, nomor track
Dalam sebuah track data, tracknya disimpan secara urut berdasarkan nilai key.
Tingkat pertama dari indeks dalam berkas indeks dinamakan master indeks.
Entry pada indeks ini adalah dalam bentuk :
nilai key tertinggi, pointer
Tingkat kedua dari indeks dinamakan cylinder indeks.
Indeks ini berisi pointer pada berkas prime data dan entry-nya dalam bentuk :
nilai key tertinggi, nomor cylinder

Jika sebuah permintaan untuk mengakses record tertentu, misal kita akan mengakses dengan nilai key BAT, pertama akan dicari pada master indeks. Karena BAT ada di depan LYNX, maka pointer dari LYNX akan menunjuk ke cylinder index. Karena BAT ada di depan ELEPHANT, maka pointer dari ELEPHANT akan menunjuk ke track 0 dari cylinder 1. Karena BAT ada di belakang BABOON dan di depan COW, maka pointer dari BABOON akan menunjuk ke track 2, yang mencari secara sequential sampai BAT ditemukan.
Permintaan untuk mengakses data secara sequential akan dilayani dengan mengakses cylinder dan track dari berkas data prime secara urut.
Misal setiap track dari berkas prime data mempunyai ruang yang cukup untuk menampung 5 record (jika penyisipan dan penghapusan terhadap berkas dilakukan, maka akan dibentuk padding).

Permintaan :
INSERT ARMADILLO
Agak sulit ditangani. Pencarian struktur indeks menyatakan bahwa ARMADILLO seharusnya menempati track 1 dari cylinder 1, tetapi track tersebut sudah penuh.
Untuk mengatasi keadaan tersebut diperlukan overflow data area. Overflow data area ini merupakan berkas yang terpisah dari prime data area, tetapi overflow area ini ditunjukkan oleh entry prime data area.
Karena ARMADILLO seharusnya berada setelah kelima entry pada track 1 dari cylinder 1, tetapi karena track ini sudah penuh, maka ARMADILLO dipindahkan ke overflow data area. Indeks track dari cylinder 1 harus dimodifikasi untuk memperlihatkan bahwa ada sebuah record pada overflow area yang secara logik seharusnya menempati pada akhir dari track 1, sehingga penambahan dari entry itu adalah :

Dengan ovfl-ptr adalah :

Permintaan :
INSERT CAT
INSERT BEAR
INSERT BOBCAT
Akan mengisi track 2 dari cylinder 1 pada prime data area, tetapi pengisian tersebut mengakibatkan penggunaan overflow area. Perhatikan CAT dipindahkan ke overflow area, karena entry pada prime track tidak hanya harus dalam urutan, tetapi juga entry tersebut harus mendahului suatu entry overflow dari track tersebut.
Hasilnya ditunjukkan pada gambar di bawah ini :


Permintaan :
INSERT ANT

Deklarasi Berkas Indeks Sequential dalam bahasa COBOL :
SELECT filename ASSIGN TO implementor-name[,implementor-name2]
AREA
RESERVE integer
AREA
ORGANIZATION IS INDEXED
SEQUENTIAL
ACCESS MODE IS RANDOM
DYNAMIC
RECORD KEY IS dataname-1
[ FILE STATUS IS dataname-2 ].


Sumber : www.hanum.staff.gunadarma.ac.id
www.google.com

Minggu, 01 November 2009

TELEVISI SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

Dunia saat ini berkembang dengan pesat dalam bidang teknologi. Hal ini sangat berdampak dalam bidang komunikasi yang ada. Nah, dalam perkembangan terakhir saat dunia informasi menjadi sangat penting dalam segi kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia. Sehingga sekarang menjdikan dunia seperti tidak memiliki batasan jarak, dan waktu lagi untuk berkomunikasi dengan siapa saja.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi masih dapat dilakukan dengan menggunakan gerak-gerik badan, menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi dengan bahasa nonverbal.

Dalam ilmu komunikasi, tipe komunikasi menurut Edward Sapir dibagi menjadi tipe komunikasi primer dan sekunder. Tipe komunikasi primer bersifat langsung, face to face baik dengan menggunakan bahasa, gerakan yang diartikan secara khusus ataupun aba-aba. Tipe komunikasi ini bisa berbentuk pertemuan, kelompok, maupun massa. Betapapun besarnya, pengaruh komunikasi jenis ini tidak dapat melalui sebuah wilayah geografis yang sangat sempit dan terbatas. Sementara tipe komunikasi sekunder adalah komunikasi yang menggunakan alat, media seperti menggunakan surat (inter personal), menonton pagelaran musik (kelompok), maupun media koran atau TV (massa), yang berfungsi untuk melipatgandakan penerima, sehingga dapat mengatasi hambatan geografis dan waktu.
Salah satu media komunikasi yang ada ialah televisi. Televisi adalah media elektronik yang bersifat audio visual, direct, dan dapat membentuk sikap. Kata televisi berasal dari kata tele dan vision; yang mempunyai arti masing-masing jauh (tele) dan tampak (vision). Jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Beragam tayangan dari mulai hiburan sampai ilmu pengetahuan ada dalam televisi. Adanya beragam channel televisi membuat masyarakat kita memiliki banyak pilihan untuk menyaksikan tayangan yang berkualitas.
Beberapa kelebihan televisi di antaranya:
• Karena sifatnya yang audio visual, pemirsa dapat terbantu oleh kehadiran gambar. Oleh karena itu setiap orang pasti memiliki gambaran yang sama, tidak ada imajinasi yang berbeda.
• Dapat menyaksikan kejadian di tempat jauh tanpa harus pergi ke tempat tersebut. Hal ini dapat dinikmati dalam siaran langsung pertandingan olahraga atau konser musik. Kita tak perlu pergi ke Italia untuk menyaksikan pertandingan Juventus melawan Inter Milan. Cukup duduk santai di depan televisi, kita bisa menyaksikan pertandingan tersebut.
• Dapat menikmati beragam tayangan hiburan dengan gratis. Tak perlu pergi ke movie theater untuk menyaksikan film yang bermutu.
• Informasi yang disajikan bersifat up to date, kejadian yang baru terjadi dapat kita saksikan di televisi.
• Banyaknya channel dalam televisi membuat setiap orang dapat menyaksikan program favorit masing-masing.
Beberapa kekurangan televisi di antaranya:
o Dibatasi oleh durasi program dan panjangnya visualisasi.
o Tidak bisa didengarkan sambil lalu. Orang yang keranjingan televisi biasanya suka melupakan aktivitasnya, terutama shalat.
o Banyaknya tayangan yang mengandung unsur kekerasan, kriminalitas, dan seks tanpa disensor. Hal ini dapat berperangaruh buruk terutama bagi anak-anak dan remaja.
o Sebagai media elektronik, pesan yang disampaikan bersifat selintas (tidak dapat disimpan).
o Berita yang disampaikan kurang mendalam.
Berdasarkan dari penjelasan di atas saya ingin mencoba untuk mengambil kesimpulan mengenai media komunikasi, khususnya media elektronik berupa televisi. Perkembangan televisi sangat cepat, dimulai dari saluran televisi yang semakin ke sini semakin beragam, sampai bentuk dan jenis televisi yang semakin modern dan semakin canggih. Menimbulkan berbagai dampak baik yang positif maupun yang negatif, seperti yang sudah dijelaskan di atas. Sebagai manusia yang berakal sudah selayaknya kita memberikan filter pada diri kita masing-masing untuk menyaring berbagai acara yang ditayangkan dalam televisi. Kita harus bisa menyerap informasi yang baik dan berguna bagi kehidupan kita, tetapi kita juga harus bisa membuang informasi yang tidak berguna. Jangan sampai hanya karena tayangan yang ada dalam televisi membuat kita lupa akan dunia kita yang nyata. Seperti yang pernah saya lihat dalam berita, sebuah SMA di Colorado Amerika Serikat yang dibanjiri 25 darah siswanya karena ada 2 orang siswa yang mencontoh adegan dalam film Rambo. Dua orang siswa tersebut memberondong teman-temannya dengan senapan api, tidak masuk akal memang sepertinya hal itu. Tetapi hal tersebut memang benar-benar terjadi. Banyak lagi kekerasan yang terjadi dalam dunia anak-anak karena tayangan dari televisi lainnya. Hal tersebut bisa dikarenakan kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua terhadap tontonan atau acara yang disaksikan oleh anak-anaknya.
Oleh karena itu, bagi para orang tua sebaiknya jangan menganggap televisi sebagai hal yang sepele. Anak-anak harus tetap mendapat perhatian dan bimbingan khusus dari para orang tua, supaya tidak terbawa oleh tayangan-tayangan yang bersifat fiksi. Dan juga orang tua dapat mengambil informasi yang positif untuk dapat menjadikan keluarganya dapat tumbuh dalam dunia yang modern tetapi tetap memegang nilai-nilai luhur Pancasila dan agama. Karena televisi itu seperti dua mata uang logam. Di satu sisi televisi memiliki nilai positif yang dapat dikembangkan, tetapi di sisi lain televisi memiliki nilai negatif yang dapat menjadi monster pembunuh.

Sumber:
Bahron Anshori - Wartawan Tabloid INTELIJEN
http://id.wikipedia.com
www.google.com

Kamis, 29 Oktober 2009

BAGAN SUSUNAN ORGANISASI BADAN PENGENDALIAN DAMPAK LINGKUNGAN KOTA PADANG

Image

V I S I P E M E R I N T A H K O T A

Terwujudnya warga kota yang berbudaya tinggi dengan adat dan kebudayaan minangkabau sebagai nilai dasar utama dengan keimanan dan ketaqwaan yang berkualitas serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang tinggi.

M I S I

  1. Meningkatkan dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama, adat, seni dan budaya.
  2. Meningkatan kualitas SDM.
  3. Meningkatkan fungsi dan modal UKM serta perluasan akses pasar.
  4. Meningkatkan sarana dan prasarana kota.
  5. Menegakkan supremasi hukum.
  6. Meningkatkan kualitas aparatur dan kelembagaan pemerintah.
  7. Memfasilitasi kegiatan DPRD dalam meningkatkan fungsi dan peranan kelembagaan.
  8. Pemanfaatan sumber daya alam yang optimal dan berwawasan lingkungan.

Tugas-tugasnya:

1. Kepala : sebagai pemimpin dari organisasi ini.

2. Bagian Tata Usaha : sebagai staff yang diberi wewenang untuk memberikan masukkan kepada pimpinan.

3. Keloompok Jabatan Funsional : staff yang juga diberi wewenang untuk memberikan masukkan kepada pimpinan.

4. Sub Bagian Umum dan Keuangan : merupakan sub bagian dari Tata Usaha.

5. Bidang Pengendalian Dampak Lingkungan, Bidang Pelestarian, Bidang Kelembagaan dan Peran Serta Masyarakat : berada di bawah garis kepala.

6. Sub-sub Bidang : berfungsi sebagai staff yang membantu tugas Bidang yang ada di atasnya.

Menurut saya organisasi di atas adalah organisasi sosial, berdasarkan dari pengertian yang saya dapat melalui wikipedia mengenai organisasi sosial yaitu,perkumpulan sosial yang dibentuk oleh masyarakat, baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum, yang berfungsi sebagai sarana partisipasi masyarakat dalam pembangunan bangsa dan negara. Sebagai makhluk yang selalu hidup bersama-sama, manusia membentuk organisasi sosial untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat mereka capai sendiri.

Menurut Berelson dan Steiner(1964:55) sebuah organisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

  1. Formalitas, merupakan ciri organisasi sosial yang menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi, dan seterusnya.
  2. Hierarkhi, merupakan ciri organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida, artinya ada orang-orang tertentu yang memiliki kedudukan dan kekuasaan serta wewenang yang lebih tinggi daripada anggota biasa pada organisasi tersebut.

Menurut saya berdasarkan ciri-ciri sebuah organisasi menurut Berelson tersebut semakin menegaskan bahwa organisasi di atas adalah organisasi sosial, karena organisasi badan pengendalian dampak lingkungan terebut menunjuk kepada adanya perumusan tertulis daripada peratutan-peraturan, ketetapan-ketetapan, prosedur, kebijaksanaan, tujuan, strategi. Dan organisasi yang menunjuk pada adanya suatu pola kekuasaan dan wewenang yang berbentuk piramida.

Organisasi di atas merupakan organisasi sosial yang berbadan hukum, karena dibentuk oleh pemerintah Kota Padang yang memiliki visi dan misi untuk memajukan Kota Padang sebagai bagian dari Bangsa dan Negara Indonesia.

Arti penting organisasi dan metode. Organisasi adalah sebagai alat dari manajemen untuk mencapai tujuan. Manajemen menjelaskan perlunya ada proses kegiatan dan pendayagunaan sumber-sumber serta waktu sebagai faktor-faktor yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan demi tercapainya tujuan. Tata kerja menjelaskan bagaimana proses kegiatan itu harus dilaksanakan sesuai dengan sumber-sumber dan waktu yang tersedia.

Oleh karena itu, menurut saya organisasi dan metode sangatlah penting. Karena organisasi dan metode tersebut saling berhubungan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang tidak dapat dicapai seorang diri, dalam hal ini ialah untuk memajukan Kota Padang mengenai dampak lingkungannya.

Organisasi di atas tergolong dalam organisasi Lini dan Staff, yaitu gabungan kedua jenis organisasi lini dan organisasi staf. Dalam organisasi ini staf bukan sekedar pelaksana tugas tetapi juga diberikan wewenang untuk memberikan masukan demi tercapainya tujuan secara baik kepada pimpinan yang dalam organisasi ini ialah Ketua.

Menurut saya organisasi Lini dan Staf memiliki keuntungan yaitu keuntungan organisasi ini antara lain ialah keputusan yang diambil oleh pimpinan lebih baik karena telah dipikirkan oleh sejumlah orang dan tanggung jawab pimpinan berkurang karena mendapat dukungan dan bantuan dari staf. Demikian juga pimpinan tidak sekedar memberikan perintah atau nasehat tetapi juga bertanggung jawab atas perintah atau nasehat tersebut.

Sumber :

http://id.wikipedia.org/wiki/Organisasi_sosial

Prof. Dr. Soekidjo Notoatmodjo. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cet. ke-2, Mei. Jakarta : Rineka Cipta. 2003

www.padang.go.id