Kemarin saat ada pelangi di atasku
Aku percaya ada dirimu yang menemaniku memandang indah itu
Kusayangi dirimu selama-lamanya air mengalir di lembah
Namamu sudah menjadi nafasku, dan hatiku tersenyum untukmu
Berharap kau tahu dan dapat merasakan hatiku
Kuyakin itu, dan kupercaya itu
Tapi, hari ini sudah tidak ada lagi pelangi
Dan kenyataan telah menyadarkanku dari keyakinan mimpi
Aku menyerah dari keyakinan itu
Bukan karena kamu, tapi aku
Aku yang lelah berlari-lari sendiri dengan kaki telanjang
Nafasku sudah habis dan hatiku diam
Terima kasih telah mengisi hatiku yang lemah, dengan hatimu yang kuat
Esok adalah tanyaku, akankah pelangi datang lagi
Membawa kasih dalam damai
Membawa senyum dalam terang
Dan meletakkan itu dalam kotak ketulusan
Hanya untukku . . .
Rabu, 24 Maret 2010
AKU (part 2)
Hatiku sudah terbuka untukmu
Seperti tetesan air yang dapat melubangi batu
Begitulah hatiku luluh olehmu
Aku terbiasa dengamu dan perlahan kurasakan indah dalam hatiku
Aku ingin melihat dunia denganmu
Dan kau mengajakku terbang dengan sayap yang anggun
Tetapi kalau saja kau tahu, bukan dengan sayapmu itu aku mau terbang
Cukup dengan sepasang kakimu saja aku ingin melihat dunia bersamamu
Karena bukan dengan malaikat bersayap yang kuinginkan
Tapi cukup kamu yang hanya seorang anak manusia dengan ketulusan hati yang kuinginkan
Bukan sayang dengan sangat yang kubutuhkan, jika hanya sayang yang kau rasakan
Bukan cinta dengan sangat yang kubutuhkan, jika hanya cinta yang kau rasakan
Dan juga bukan “jatuh cintamu” itu yang kuinginkan, jika yang kau rasakan hanya keingin tahuan
Jangan bohongi aku terus-menerus, Sayangku . . .
Seperti tetesan air yang dapat melubangi batu
Begitulah hatiku luluh olehmu
Aku terbiasa dengamu dan perlahan kurasakan indah dalam hatiku
Aku ingin melihat dunia denganmu
Dan kau mengajakku terbang dengan sayap yang anggun
Tetapi kalau saja kau tahu, bukan dengan sayapmu itu aku mau terbang
Cukup dengan sepasang kakimu saja aku ingin melihat dunia bersamamu
Karena bukan dengan malaikat bersayap yang kuinginkan
Tapi cukup kamu yang hanya seorang anak manusia dengan ketulusan hati yang kuinginkan
Bukan sayang dengan sangat yang kubutuhkan, jika hanya sayang yang kau rasakan
Bukan cinta dengan sangat yang kubutuhkan, jika hanya cinta yang kau rasakan
Dan juga bukan “jatuh cintamu” itu yang kuinginkan, jika yang kau rasakan hanya keingin tahuan
Jangan bohongi aku terus-menerus, Sayangku . . .
AKU (part 1)
Rasa ini adalah yang pertama untukku
Diperhatikan dan memperhatikan
Disayang dan menyayang
Dicinta dan mencinta
Bulan pertama berlalu dengan kasih yang sederhana
Walau setiap hari kami lalui penuh hubungan, hamper setiap nafasku kau penuhi dengan perhatianmu
Tapi aku bingung…..
Hatiku mempertanyakan tentang semua itu
“Kenapa seperti tidak ada ketulusan dari semuanya?”
Embun pagi tersenyum melihat kita
Tapi aku merintih dalam hati karena mempertanyakan ketulusan itu
Bemainlah dengan hatimu sayang, tapi jangan permainkan aku
Karena aku lemah saat kau bilang “Cinta adalah hatiku yang selalu menyebut namamu”
Diperhatikan dan memperhatikan
Disayang dan menyayang
Dicinta dan mencinta
Bulan pertama berlalu dengan kasih yang sederhana
Walau setiap hari kami lalui penuh hubungan, hamper setiap nafasku kau penuhi dengan perhatianmu
Tapi aku bingung…..
Hatiku mempertanyakan tentang semua itu
“Kenapa seperti tidak ada ketulusan dari semuanya?”
Embun pagi tersenyum melihat kita
Tapi aku merintih dalam hati karena mempertanyakan ketulusan itu
Bemainlah dengan hatimu sayang, tapi jangan permainkan aku
Karena aku lemah saat kau bilang “Cinta adalah hatiku yang selalu menyebut namamu”
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Kuantitas permintaan cenderung turun ketika harga naik karena dua alasan dasar :
1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).
2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.
Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
Referensi:
Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia
www.google.com
1. Efek substitusi. Naiknya harga suatu produk akan mengakibatkan konsumen mencari substitusi yang harganya tidak naik. Misalnya saja, harga telur bebek naik, maka dapat diganti dengan telur ayam. (Produk substitusi adalah produk-produk yang memiliki fungsi sama/serupa).
2. Efek pendapatan. Apabila harga naik sementara pendapatan konsumen tidak berubah, maka daya beli riil konsumen tersebut berkurang.
Kuantitas yang diminta semua individu pada setiap tingkat harga dapat dijumlahkan untuk memperoleh permintaan.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Permintaan (Demand)
1. Perilaku konsumen / selera konsumen
Saat ini handphone blackberry sedang trend dan banyak yang beli, tetapi beberapa tahun mendatang mungkin blackberry sudah dianggap kuno.
2. Ketersediaan dan harga barang sejenis pengganti dan pelengkap
Jika roti tawar tidak ada atau harganya sangat mahal maka meises, selai dan margarin akan turun permintaannya.
3. Pendapatan/penghasilan konsumen
Orang yang punya gaji dan tunjangan besar dia dapat membeli banyak barang yang dia inginkan, tetapi jika pendapatannya rendah maka seseorang mungkin akan mengirit pemakaian barang yang dibelinya agar jarang beli.
4. Perkiraan harga di masa depan
Barang yang harganya diperkirakan akan naik, maka orang akan menimbun atau membeli ketika harganya masih rendah misalnya seperti bbm/bensin.
5. Banyaknya/intensitas kebutuhan konsumen
Ketika flu burung dan flu babi sedang menggila, produk masker pelindung akan sangat laris. Pada bulan puasa (ramadhan) permintaan belewah, timun suri, cincau, sirup, es batu, kurma, dan lain sebagainya akan sangat tinggi dibandingkan bulan lainnya.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Penawaran (Suply)
1. Biaya produksi dan teknologi yang digunakan
Jika biaya pembuatan/produksi suatu produk sangat tinggi maka produsen akan membuat produk lebih sedikit dengan harga jual yang mahal karena takut tidak mampu bersaing dengan produk sejenis dan produk tidak laku terjual. Dengan adanya teknologi canggih bisa menyebabkan pemangkasan biaya produksi sehingga memicu penurunan harga.
2. Tujuan Perusahaan
Perusahaan yang bertujuan mencari keuntungan sebesar-besarnya (profit oriented) akan menjual produknya dengan marjin keuntungan yang besar sehingga harga jual jadi tinggi. Jika perusahaan ingin produknya laris dan menguasai pasar maka perusahaan menetapkan harga yang rendah dengan tingkat keuntungan yang rendah sehingga harga jual akan rendah untuk menarik minat konsumen.
3. Pajak
Pajak yang naik akan menyebabkan harga jual jadi lebih tinggi sehingga perusahan menawarkan lebih sedikit produk akibat permintaan konsumen yang turun.
4. Ketersediaan dan harga barang pengganti/pelengkap
Jika ada produk pesaing sejenis di pasar dengan harga yang murah maka konsumen akan ada yang beralih ke produk yang lebih murah sehingga terjadi penurunan permintaan, akhirnya penawaran pun dikurangi.
5. Prediksi / perkiraan harga di masa depan
Ketika harga jual akan naik di masa mendatang perusahaan akan mempersiapkan diri dengan memperbanyak output produksi dengan harapan bisa menawarkan/menjual lebih banyak ketika harga naik akibat berbagai faktor.
Referensi:
Organisasi.Org Komunitas & Perpustakaan Online Indonesia
www.google.com
PENGERTIAN PERMINTAAN DAN PENAWARAN
Permintaan merupakan skedul atau kurva atau fungsi yang menunjukkan jumlah barang yang diminta konsumen pada berbagai tingkat harga barang itu sendiri. Perilaku permintaan konsumen tunduk pada apabila harga suatu barang naik maka jumlah yang diminta konsumen bertambah dan sebaliknya apabila harganya turun maka jumlah yang diminta berkurang.
Permintaan mencerminkan perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa tertentu. Sedangkan penawaran mencerminkan perilaku produsen dalam menjual barang atau jasa tertentu. Permintaan dan penawaran bersama-sama akan membentuk pasar.
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian/Definisi dari Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh permintaan adalah di Pasar Minggu yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar.
Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Hukum permintaan berbunyi, “Apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang diminta konsumen akan bertambah”.
Pengertian permintaan haruslah didasari asumsi bahwa faktor-faktor selain harga yang juga ikut menentukan jumlah yang diminta konsumen tidak berubah (caterius paribus).
Contoh : harga gula naik misalnya dari Rp.7.500,- menjadi Rp.9.000,- per kilogramnya, kemungkinan jumlah gula yang diminta akan tetap atau bahkan naik ketika pendapat konsumen meningkat.
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
Referensi:
organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/08/permintaan-penawaran-dan keseimbangan.html
Permintaan mencerminkan perilaku konsumen dalam membeli barang atau jasa tertentu. Sedangkan penawaran mencerminkan perilaku produsen dalam menjual barang atau jasa tertentu. Permintaan dan penawaran bersama-sama akan membentuk pasar.
Dalam ekonomi terdapat permintaan (demand) dan penawaran (supply) yang saling bertemu dan membentuk satu titik pertemuan dalam satuan harga dan kuantitas (jumlah barang). Setiap transaksi perdagangan pasti ada permintaan, penawaran, harga dan kuantitas yang saling mempengaruhi satu sama lain.
Pengertian/Definisi dari Permintaan dan Penawaran
Permintaan adalah sejumlah barang yang dibeli atau diminta pada suatu harga dan waktu tertentu. Sedangkan pengertian penawaran adalah sejumlah barang yang dijual atau ditawarkan pada suatu harga dan waktu tertentu.
Contoh permintaan adalah di Pasar Minggu yang bertindak sebagai permintaan adalah pembeli sedangkan penjual sebagai penawaran. Ketika terjadi transaksi antara pembeli dan penjual maka keduanya akan sepakat terjadi transaksi pada harga tertentu yang mungkin hasil dari tawar-menawar.
Hukum Permintaan dan Hukum Penawaran
Hukum permintaan berbunyi, “Apabila harga suatu barang atau jasa naik, maka jumlah yang diminta konsumen akan bertambah”.
Pengertian permintaan haruslah didasari asumsi bahwa faktor-faktor selain harga yang juga ikut menentukan jumlah yang diminta konsumen tidak berubah (caterius paribus).
Contoh : harga gula naik misalnya dari Rp.7.500,- menjadi Rp.9.000,- per kilogramnya, kemungkinan jumlah gula yang diminta akan tetap atau bahkan naik ketika pendapat konsumen meningkat.
Jika semua asumsi diabaikan (ceteris paribus) : Jika harga semakin murah maka permintaan atau pembeli akan semakin banyak dan sebaliknya. Jika harga semakin rendah/murah maka penawaran akan semakin sedikit dan sebaliknya.
Semua terjadi karena semua ingin mencari kepuasan (keuntungan) sebesar-besarnya dari harga yang ada. Apabila harga terlalu tinggi maka pembeli mungkin akan membeli sedikit karena uang yang dimiliki terbatas, namun bagi penjual dengan tingginya harga ia akan mencoba memperbanyak barang yang dijual atau diproduksi agar keuntungan yang didapat semakin besar. Harga yang tinggi juga bisa menyebabkan konsumen/pembeli akan mencari produk lain sebagai pengganti barang yang harganya mahal.
Referensi:
organisasi.org/pengertian-permintaan-dan-penawaran
http://tugassekolahonline.blogspot.com/2009/08/permintaan-penawaran-dan keseimbangan.html
Senin, 22 Maret 2010
DESKRIMINASI TERHADAP KAUM MINORITAS MERUPAKAN MASALAH AKTUAL DI KALANGAN MASYARAKAT INDONESIA
Menurut Theodorson & Theodorson, (1979: 115-116): Diskriminasi adalah perlakuan yang tidak seimbang terhadap perorangan, atau kelompok, berdasarkan sesuatu, biasanya bersifat kategorikal, atau atribut-atribut khas, seperti berdasarkan ras, kesukubangsaan, agama, atau keanggotaan kelas-kelas sosial.
Di Indonesia masalah SARA masih sering menjadi topik permasalahan yang sering diungkit-ungkit menjadi masalah penyebab kekacauan di berbagai daerah. Yang merasa lebih besar dan lebih banyak menindas yang sedikit, dan yang sedikit tidak mau kalah. Kaum mayoritas dan minoritas itu adalah dua kelompok yang sudah tidak asing lagi kedengarannya. Kedua kaum itu hidup berdampingan tetapi ada masalah yang sangat rentan diantara keduanya, yang jika sedikit saja menyulut masalah kecil, maka dapat berubah menjadi konflik yang sangat menggemparkan.
Misalnya masalah agama, di Indonesia yang menjadi mayoritas ialah muslim dan yang menjadi minoritasnya ialah agama nasrani, hindu, budha. Sementara dalam kesukubangsaan di Indonesia yang sering menjadi topik deskriminasi adalah bangsa China. Banyak hal yang dibeda-bedakan untuk orang China yang tinggal di Indonesia. Seperti halnya mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan menjadi pegawai negri, sulit untuk diterima di universitas negri dan sekolah-sekolah negri, padahal mereka sudah menjadi Warga Negara Indonesia. Dan kadang kaum Chinese hanya dimanfaatkan dalam hal materi, karena mereka dapat menjadi sponsor yang besar.
Hal ini seharusnya tidak terjadi lagi, karena dalam masa reformasi ini telah
diadakan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, serta oleh pemerintahan sejak masa Presiden Habibie, Gus Dur, hingga Megawati telah dikeluarkan beberapa Inpres yang menghapuskan peraturan-peraturan pemerintah sebelumnya khususnya ORDE BARU yang bersifat diskriminatif terhadap kebudayaan minoritas, dalam arti adat istiadat, agama dari beberapa suku bangsa minoritas di tanah air. Mengapa hal demikian dapat terjadi terus, seakan-akan rakyat kita sudah tak patuh lagi dengan hukum yang berlaku di negara kita.
Seharusnya masyarakat Indonesia harus lebih bisa menghargai kaum minoritas, dan tidak lagi membeda-bedakan. Karena kita semua adalah satu, kita adalah Bangsa Indonesia. Kita harus hidup rukun untuk menciptakan Indonesia yang maju untuk membuktikan di mata dunia bahwa Indonesia bukan negara yang mudah dipecah belah. Jangan ada lagi deskriminasi sosial yang dapat memisahkan kita satu dengann yang lainnya.
Referensi :
- A Modern Dictionary of Sociology, Theodorson, George A, and Achilles G. Theodorson
- Deskriminasi Terhadap Minoritas Masih Merupakan Masalah Aktual Di Indonesia Sehingga Perlu Ditanggulangi Segera, Prof. Dr. James.D, MA
Di Indonesia masalah SARA masih sering menjadi topik permasalahan yang sering diungkit-ungkit menjadi masalah penyebab kekacauan di berbagai daerah. Yang merasa lebih besar dan lebih banyak menindas yang sedikit, dan yang sedikit tidak mau kalah. Kaum mayoritas dan minoritas itu adalah dua kelompok yang sudah tidak asing lagi kedengarannya. Kedua kaum itu hidup berdampingan tetapi ada masalah yang sangat rentan diantara keduanya, yang jika sedikit saja menyulut masalah kecil, maka dapat berubah menjadi konflik yang sangat menggemparkan.
Misalnya masalah agama, di Indonesia yang menjadi mayoritas ialah muslim dan yang menjadi minoritasnya ialah agama nasrani, hindu, budha. Sementara dalam kesukubangsaan di Indonesia yang sering menjadi topik deskriminasi adalah bangsa China. Banyak hal yang dibeda-bedakan untuk orang China yang tinggal di Indonesia. Seperti halnya mereka sulit untuk mendapatkan pekerjaan menjadi pegawai negri, sulit untuk diterima di universitas negri dan sekolah-sekolah negri, padahal mereka sudah menjadi Warga Negara Indonesia. Dan kadang kaum Chinese hanya dimanfaatkan dalam hal materi, karena mereka dapat menjadi sponsor yang besar.
Hal ini seharusnya tidak terjadi lagi, karena dalam masa reformasi ini telah
diadakan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia, serta oleh pemerintahan sejak masa Presiden Habibie, Gus Dur, hingga Megawati telah dikeluarkan beberapa Inpres yang menghapuskan peraturan-peraturan pemerintah sebelumnya khususnya ORDE BARU yang bersifat diskriminatif terhadap kebudayaan minoritas, dalam arti adat istiadat, agama dari beberapa suku bangsa minoritas di tanah air. Mengapa hal demikian dapat terjadi terus, seakan-akan rakyat kita sudah tak patuh lagi dengan hukum yang berlaku di negara kita.
Seharusnya masyarakat Indonesia harus lebih bisa menghargai kaum minoritas, dan tidak lagi membeda-bedakan. Karena kita semua adalah satu, kita adalah Bangsa Indonesia. Kita harus hidup rukun untuk menciptakan Indonesia yang maju untuk membuktikan di mata dunia bahwa Indonesia bukan negara yang mudah dipecah belah. Jangan ada lagi deskriminasi sosial yang dapat memisahkan kita satu dengann yang lainnya.
Referensi :
- A Modern Dictionary of Sociology, Theodorson, George A, and Achilles G. Theodorson
- Deskriminasi Terhadap Minoritas Masih Merupakan Masalah Aktual Di Indonesia Sehingga Perlu Ditanggulangi Segera, Prof. Dr. James.D, MA
PERILAKU KONSUMEN
Studi tentang perilaku konsumen merupakan dasar yang penting untuk pemasaran. Pemahaman terhadap perilaku konsumen harus ditempatkan dalam konteks paradigma pemasaran yang kini berlaku, yaitu paradigma pemasaran digerakkan pasar (market-driver). Oleh karena itu perlu dipahami juga lingkungan kompetitif yang dapat dipilah ke dalam lima kekuatan kompetitif dalam industri sebagaimana dikemukakan oleh Porter. Perilaku konsumen dimaknai sebagai proses yang dilalui oleh seseorang dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi dan bertindak pasca konsumsi produk, jasa maupun ide yang diharapkan bisa memenuhi kebutuhannya.
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal
Sehingga menimbulkan asumsi bahwa, konsumen bersikap rasional : dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
Asumsi Pendekatan Kardinal:
a. Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat di ukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang).
b. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
c. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (marginal Utility).
d. Berlaku hokum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Asumsi Pendekatan Ordinal:
a. Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
b. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relative).
c. Tingkay kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yang menunjukkna tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-Ciri Kurva Indiferens:
1. Mempunyai kemiringan yang negative (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang dikonsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.
Referensi:
www.bookpedia.com
http://www.scribd.com/TEORI-PERILAKU-KONSUMEN/
Pendekatan untuk mempelajari perilaku konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang:
1. Pendekatan Kardinal
2. Pendekatan Ordinal
Sehingga menimbulkan asumsi bahwa, konsumen bersikap rasional : dengan anggaran yang tersedia, konsumen berusaha memaksimalkan kepuasan totalnya dari barang yang dikonsumsinya.
Asumsi Pendekatan Kardinal:
a. Kepuasan seorang konsumen dalam mengkonsumsi suatu barang dapat di ukur dengan satuan kepuasan (misalnya mata uang).
b. Setiap tambahan satu unit barang yang dikonsumsi akan menambah kepuasan yang diperoleh konsumen tersebut dalam jumlah tertentu.
c. Tambahan kepuasan yang diperoleh dari penambahan jumlah barang yang dikonsumsi disebut kepuasan marginal (marginal Utility).
d. Berlaku hokum tambahan kepuasan yang semakin menurun (The Law of Diminishing Marginal Utility) yaitu besarnya kepuasan marginal akan selalu menurun dengan bertambahnya jumlah barang yang dikonsumsi secara terus menerus.
Asumsi Pendekatan Ordinal:
a. Kelemahan pendekatan kardinal terletak pada anggapan yang digunakan bahwa kepuasan konsumen dari mengkonsumsi barang dapat diukur dengan satuan kepuasan. Pada kenyataannya pengukuran semacam ini sulit dilakukan.
b. Pendekatan ordinal mengukur kepuasan konsumen dengan angka ordinal (relative).
c. Tingkay kepuasan konsumen dengan menggunakan kurva indiferens (kurva yang menunjukkna tingkat kombinasi jumlah barang yang dikonsumsi yang menghasilkan tingkat kepuasan yang sama).
Ciri-Ciri Kurva Indiferens:
1. Mempunyai kemiringan yang negative (konsumen akan mengurangi konsumsi barang yang satu apabila ia menambah jumlah barang lain yang dikonsumsi).
2. Cembung ke arah titik origin, menunjukkan adanya perbedaan proporsi jumlah yang harus ia korbankan untuk mengubah kombinasi jumlah masing-masing barang yang dikonsumsi (marginal rate of substitution).
3. Tidak saling berpotongan, tidak mungkin diperoleh kepuasan yang sama pada suatu kurva indiferens yang berbeda.
Referensi:
www.bookpedia.com
http://www.scribd.com/TEORI-PERILAKU-KONSUMEN/